Data sejarah
yang diramu dalam tulisan ini, dihimpun dari buku-buku induk permandian dan buku
perkawinan serta informasi dari beberapa tokoh sejarah yang masih hidup.
1.1.Awal Misi.
Menurut catatan buku induk permandian ( Buku I paroki
Wayang One), Petrus Gelak, adalah orang
pertama dari stasi Botung yang di baptis
pada tanggal 02 oktober 1924 oleh
Pastor F. Kluiters.
Petrus Gelak,
lahir dari pasangan : Gelak dan
Lodan, di Lewobele – Botung, pada tahun 1921.
Pada periode ini, daerah Botung masih berada dalam
wilayah paroki Lite.
Dari tahun 1924 sampai sekitar tahun 50 an, daerah
Botung, Lewokeda, Bakraha, WayangOne, ongabarang, watodei-Demondei dan wureh;
masih berada dalam wilayah paroki Lite. Di layani sekitar 20 an imam missionaris.
Pada awal karya misi,
dalam karya pelayanan nya para pastor di bantu oleh guru-guru agama yang
diberi kuasa untuk mengajar agama,
memimpin ibadath, membuat pembinaan dan pendampingan menjelang penerimaan
sebuah Sakramen.
Pada umumnya, penduduk asli masih animis, kafir,
polygamy, kurang pendidikan, sering terjadi perang antar suku, kampung dan
desa, hanya karena soal tapal batas
sejengkal tanah.
1.2.Berdirinya Paroki.
1.2.1.
Masa awal berdirinya paroki.
Dalam tahun
1955, paroki Wayang one, di mekarkan dari paroki Lite.
Paroki baru ini
punya nama : PAROKI SANTA MARIA HATI TAK
BERCELA WAYANGONE dengan pusat
parokinya : Wayangone.
Pastor Paroki pertama : P. Arnoldus Dupont, SVD.
Paroki Wayangone, meliputi wilayah: wayangone,
Demondei, watodei, wolo, Riangpadu, bugalima, wureh, bliko, ariona, tobilota, wailebe, botung,
basarani, bakraha, lewokeda, baniona dan pemukiman baru ( mewet).
Ø Para
Pastor yang pernah bertugas di
paroki Baniona.
Dari tahun 1955 sampai
sekitar tahun 1963, paroki wayangone, di
layani oleh pastor Dupont dan pastor kluiters.
Sejak tahun 1963 sampai sekitar tahun 1972, paroki Wayang one,
dilayani oleh P. Gerbrant Krammer svd. Setelah P. Gerbrant Kramer SVD, paroki ini di layani oleh P. Florante SVD, P. Jan. Van
Velssem SVD, bersama Rm.
C. Kalesar, Pr.
Tahun 1972 sampai tahun
1975, P. Bernard Muller SVD, di perca yakan untuk
menjadi pastor paroki Wayang one.
Tahun 1975 sampai 1980, Paroki Wayangone, di layani oleh Rm. Goris Kedang, Pr.
Tahun 1975 sampai tahun
1986,
Paroki Wayangone, di layani oleh P. Yohanes Perason Bataona, svd.
Tahun 1986 sampai tahun
1997,
Pastor Gerbrant Krammer svd, kembali diberi kepercayaan untuk memimpin
paroki Baniona, di bantu oleh Rm. Samarias Beni, Pr. Selanjutnya di bantu oleh Rm.Donatus Selidang kolin,Pr. Setelah Rm. Donatus Selindang, Pr
pergi melanjutkan study; pastor Kramer SVD. Dabantu oleh Rm. Lasarus Laga Koten,Pr.
Tahun 1997 sampai tahun
1999, Rm.Lasarus Laga Koten, Pr, menjadi pastor paroki
Baniona. Dalam karya pelayanannya
sebagai pastor paroki, Romo Lasarus di abantu oleh Rm. Dominikus Mage Hera, Pr.
Tahun 1999 sampai tahun
2003, Rm. Pius Tewo Lewoema,Pr, menjadi pastor paroki. Masih di bantu oleh Rm. Domi Mage Hera. Setelah Rm. Domi Mage, Pr, meninggal februari 2001,
Rm. Pius Tewo Pr, di bantu oleh Rm.
Eman Temaluru, pr.
Tahun 2003 sampai tahun
2004, Rm.
Yosep Sani Teluma, Pr, di percayakan untuk melayani paroki baniona
sebagai pastor paroki.
Masih di bantu oleh Rm. Eman Temaluru, Pr.
Tahun 2004 sampai april
2010, Rm.
Markus Kapitan, Pr, Pastor Paroki Baniona; di bantu oleh Rm. Eman Temaluru, Pr,
setelah Rm. Eman, Rm. Kustan di bantu
oleh Rm.Stef
Kolin,pr, selanjutnya Rm. Ben Koban, Pr dan yang terakhir Rm. Bonie Hurint, Pr.
Tanggal 28 April 2010, dalam SK Uskup Larantuka,
no: KL.130/V.3/IV/2010, Rm. Sylvester Tukan,Pr, menjadi Pastor Paroki Baniona, di bantu oleh Rm
Bonie Pr.
Ø Imam – Biarawan/wati asal
paroki Baniona.
1. P.
Damasenus Satu SVD
2. Rm.
Dominikus Pareta, OMI
3. P.Yohanes
Dua Danibao, SVD
4. Rm.
Alfons Wungubelen, Pr
5. Br.
Paskalis SVD.
6. Sr.
Maria Yosse, SspS.
7. Sr.
Damiana SsPS
8. Sr.
Maria Rikarda SsPS.
9. Sr.
Valentin
10. Sr.
Christin Luga Wai
11. Sr.
Yasinta sogen Dst.
12. Sr.
Lusia Lodan, Dst.
13. Fr.
Eli, pr
14. Fr.
Rudi
15. Fr.
Siprianus Suka SVD
16. Fr.
Kornelis Neba
17. Sr.
Ani Danibao.s
1.2.2.
Masa Berbenah diri.
Tanggal 14 april 1986 dalam SK Uskup Larantuka, Mgr.
Darius Nggawa, svd, No. D.139/B.3.3./86;
secara resmi memindahkan pusat paroki Wayang one, yang berpusat di
Wayangone, sejak dikeluarkan SK ini, pusat paroki di pindahkan ke stasi
Baniona.
Dengan di pindahkannya pusat paroki dari Wayangone ke
Baniona, maka dengan sendirinya nama
Paroki pun diganti dari Paroki santa Maria Hati Tak Bercela Wayangone, menjadi Paroki santa Maria Hati Tak
Bernoda Baniona.
Dengan demikian, melepaskan stasi Watodei, wolo, riangpadu,
bugalima, wureh dan tanah merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar